BLOG PA WAHYU

Belajar Sepanjang Masa

Full width home advertisement

Buku Digital

Sejarah

Post Page Advertisement [Top]

 

Biografi Wali Songo Dalam Dakwah Islam di Indonesia

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Sunan Gresik keturunan ulama dari Persia. Beliau lahir di Samarkand (as- Samarqandy), Asia Tengah. Beliau memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad saw.. Jika diruntut, silsilahnya sampai kepada Husain bin Ali, cucu Nabi saw., anak dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.

Sunan Gresik penyebar agama Islam pertama di Pulau Jawa. Beliau hijrah ke Pulau Jawa tepatnya di daerah Gresik, Jawa Timur. Oleh karena itu, beliau dikenal pula sebagai Sunan Gresik. Masyarakat juga menyebut beliau "Kakek Bantal", sebagaimana tertulis pada batu nisan makam. Maulana Malik Ibrahim wafat tanggal 12 Rabiul Awal 882 H atau 9 April 1419 M dan dimakamkan di Gresik.


2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Sunan Ampel anak dari Maulana Malik Ibrahim. Beliau bersama sang adik, Sayyid Ali Murtadha masuk Pulau Jawa sekitar tahun 1443 M. Tahun 1450 M, Sunan Ampel menikah dengan Nyi Ageng Manila, putri Bupati Tuban yang sudah memeluk Islam. Selanjutnya, mereka menetap di daerah Ampeldenta pemberian Raja Majapahit. Di sana, Raden Rahmat mendirikan masjid dan membuka pondok pesantren sehingga dikenal sebagai Sunan Ampel. Tahun 1481 M. Sunan Ampel wafat dan dimakamkan di Ampeldenta, Surabaya.


3. Sunan Giri (Raden Paku)

Sunan Giri putra dari Syekh Maulana Ishak yang tak lain sahabat dari Sunan Ampel. Sunan Giri lahir di Blambangan tahun 1442 M. Beliau diyakini sebagai tokoh fakih dan menguasai ilmu falak (perbintangan). Sunan Giri adalah murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Sunan Giri wafat tahun 1506 M dan dimakamkan di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur.


4. Sunan Bonang (Maulana Makhdum Ibrahim)

Sunan Bonang anak dari Sunan Ampel dan Nyi Ageng Manila yang lahir tahun 1465 M. Beliau belajar dasar agama dari pesantren ayahnya di Ampeldenta. Setelah cukup dewasa, beliau berkelana kemudian menetap di Bonang (sebuah desa kecil di Lasem, Jawa Timur) dan mendirikan pesantren yang sekarang dikenal sebagai Watu Layar. Di tempat itulah Sunan Bonang mengajar dan mengembangkan Islam.

Sunan Bonang orang yang tawaduk dan sangat disiplin, terutama dalam menempuh pelajaran. Sebagai putra pemimpin Wali Sanga, tidak diragukan beliau memperoleh penggemblengan jasmani dan rohani yang berat. Dalam hidup, beliau menempuh jalan para sufi yang terkenal zuhud dan wira'i. Beliau mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, Sunan Ampel.

Sunan Bonang dikenal sebagai orang yang gemar menuntut ilmu. Dikisahkan sewaktu muda, beliau bersama Sunan Giri (Raden Paku) berniat pergi menuntut ilmu ke Makkah. Sebelum berangkat ke Makkah, mereka singgah terlebih dahulu ke Pasai (sekarang wilayah Aceh), untuk menghadap Syekh Maulana Ishak yang tak lain ayah dari Sunan Giri. Di sana mereka menuntut ilmu kepada Syekh Maulana Ishak dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya mereka tidak jadi pergi ke Makkah dan langsung pulang ke tanah Jawa setelah selesai menuntut ilmu.

Dalam berdakwah, Sunan Bonang sangat gemar mengunjungi daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura, maupun Pulau Bawean. Di pulau inilah, pada tahun 1525 M beliau meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Agung Tuban.


5. Sunan Drajat (Raden Qasim)

Sunan Drajat putra dari Sunan Ampel yang lahir di Ampel, Surabaya tahun 1470 M. Beliau saudara kandung Sunan Bonang. Sunan Drajat mendapat tugas pertama dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik melalui laut, beliau kemudian terdampar di Dusun Jelog, pesisir Banjarwati (sekarang Lamongan). Setahun berikut, Sunan Drajat berpindah satu kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran, Lamongan.

Sunan Drajat wafat pada pertengahan abad ke-15 dan dimakamkan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Makam beliau tidak pernah sepi dari peziarah terutama pada bulan Sya'ban, menjelang datang bulan Ramadhan. Tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museum Daerah Sunan Drajat yang menyimpan beberapa peninggalan Wali Sanga. Museum itu dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Sunan Drajat sebagai wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan sekaligus melestarikan budaya serta benda bersejarah. Khususnya peninggalan beliau di bidang kesenian seperti gamelan Singa Mengkok.


6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid)

Sunan Kalijaga putra dari Adipati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta. Sejak kecil, dalam diri Sunan Kalijaga sudah tampak jiwa luhur yang ditandai dengan selalu taat kepada agama dan berbakti kepada orang tua serta mempunyai sikap welas asih kepada semua orang. Beliau menjadi murid Sunan Bonang, kemudian menikah dengan putri Maulana Ishak.

Sunan Kalijaga mempunyai banyak nama dan gelar, di antaranya, Berandal Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, Raden Abdurrahman, dan Sang Tabik Sewu. Adapun asal-usul nama Kalijaga yang beliau sandang terdapat beberapa versi. Di antaranya berasal dari bahasa Jawa "Jaga Kali" yang berarti menjaga sungai. Versi lain menyebutkan bahwa nama Kalijaga berasal dari bahasa Arab "Qadi Zaka" yang berarti hakim yang suci karena beliau pernah menjabat sebagai hakim di Kesultanan Islam Demak.


7. Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)

Sunan Kudus putra dari Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, yang berasal dari Jipang Panolan (sekarang wilayah Kabupaten Blora). Beliau juga merupakan panglima Kesultanan Demak masa itu. Ibunya bernama Syarifah putri Sunan Ampel dan adik Sunan Bonang. Sunan Kudus keturunan ke-14 dari Husain bin Ali. Sunan Kudus berperan besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Menjadi panglima dan hakim peradilan negara. Banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priayi Jawa.

Sunan Kudus pernah mengembara ke Tanah Suci, Makkah untuk memperdalam agama. Setelah kembali dari Makkah, mendirikan pusat keagamaan yang diberi nama Kudus, diambil dari nama "al-quds" (Palestina) sehingga lebih dikenal sebagai Sunan Kudus. Sunan Kudus banyak berguru kepada Sunan Kalijaga.

Beliau mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fikih, usul fikih, tauhid, hadis, tafsir, serta logika. Oleh karena itu, di antara Wali Sanga lain, beliau mendapat julukan "waliyyul 'ilmi" atau orang yang kuat ilmunya. Beliau juga terkenal sebagai pujangga yang mengarang cerita pendek berfalsafah dan bernapaskan keagamaan.


8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria putra dari Sunan Kalijaga dan istrinya yang bernama Dewi Saroh. Adapun Dewi Saroh merupakan adik kandung dari Sunan Giri. Menjadi wali termuda di antara sembilan wali. Sunan Muria mencerminkan seorang sufi zuhud yang memandang dunia sangat kecil. Oleh karena itu, beliau tidak silau akan gemerlap dunia. Tugas sehari-hari mengasuh dan mendidik para santri yang hendak menyelami ilmu tasawuf, didampingi oleh putranya, Raden Santri. Seperti sufi lain, Sunan Muria mencerminkan pribadi yang sangat mencintai Allah Swt.. Sepanjang hidup banyak dihabiskan untuk beribadah kepada Sang Pencipta.

Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhir di lereng Gunung Muria tepatnya di daerah bernama Colo, 18 kilometer ke utara Kudus. Di atas Bukit Muria itulah letak makam Sunan Muria, tepat di belakang masjid yang konon dibuat oleh beliau sendiri. Namun, masjid itu sekarang telah diperbaiki kecuali hanya beberapa bagian yang masih dipertahankan keasliannya.


9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatulloh)

Sunan Gunung Jati anak dari Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Adapun ibunya adalah Nyai Rara Santang. putri dari raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Beliau diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M di Mesir. Kegiatan dakwahnya berpusat di daerah Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Sunan Gunung Jati sering dirancukan dengan Fatahillah, yang merupakan menantunya sendiri.

Sunan Gunung Jati mendalami ilmu agama sejak berusia empat belas tahun dari para ulama Mesir. Beliau juga belajar pada Sunan Ampel di Pesantren Ampel Denta dan Pesantren Amparan Jati berguru kepada Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak dan atas restu kalangan ulama lain, beliau mendirikan Kesultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kesultanan Pakungwati. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati dianggap sebagai satu-satunya Wali Sanga yang memimpin pemerintahan.


Tugas :

Bacalah biografi 9 wali (wali songo) dengan seksama secara mandiri !

Post Test : 

  1. Tulis nama 9 wali berikut nama aslinya !
  2. Sebutkan asli daerah dari masing-masing 9 wali !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Blogger Templates - Designed by Colorlib